FF Super Junior :: Hate You! Love You! (Part. 4)

Genre : Romance

Cast :
-Kim Ryeowook as Wookie/Yeoja
-Lee Sungmin as Minnie/Yeoja
-Lee Donghae as Donghae/Oppa from Minnie
-Cho Kyuhyun as Kyu/Namja
-Leeteuk as Appa from Kyu
-Heechul as Eomma from Kyu
-Choi Siwon as Appa from Donghae & Minnie
-Yesung as Appa from Wookie



"Duh....berapa ya nilai matematiku? Kelihatannya Kyu tenang-tenang saja," ucap Wookie sambil bertopang dagu.

"Apa nilaiku lebih tinggi dari Wookie? Kelihatannya Wookie santai-santai saja. Huft....aku pasti bisa! Kan nilaiku selalu lebih tinggi dari yang lain," ucap Kyu dengan PD.

"Hey Wookie!" seru Minnie.

"Ne! Aku pasti bisa menang!" seru Wookie tersentak lalu berdiri sambil menggenggam tangannya. Chingudeul nya tertawa melihat kelakuan Wookie.

"Ada apa ini?!" seru seonsaeng.

"Anio, Seonsaeng," jawab Wookie kembali duduk. Seonsaeng pun melanjutkan menulisnya di papan tulis.

"Tadi kau melamun, Chingu?" tanya Minnie.

"Ne, Chingu."

"Apa sih yang sedang kau lamuni? Kau sedang melamuni Kyu ya?" ucap Minnie sambil sambil menaik-turunkan alisnya.

"A~kau ini sok tahu seperti dukun."

"Hahaha. Kan kau rajanya dukun."

"A~dasar kau. Jadi, masih mau mendengar cerita yang sebenarnya tidak?"

"Ne....ne," jawab Minnie singkat. Wookie pun memulai ceritanya.

**********************

"O~geuraeyo. Berarti tadi kau berbohong padaku," ucap Minnie.

"Mwo? Berbohong soal apa?"

"Soal tadi kau terlambat ke sekolah. Katamu, kau telat karena kau disuruh cuci piring semalaman? Nyatanya malah kau belajar matematika dengan Kyu."

"A~mianhaeyo, Minnie. Habisnya aku malu."

"Apa maksudmu? Aku tidak menangis!"

"Kkekkekke. Aku hanya bercanda."
Setelah mereka mengobrol dengan bisik-bisik tetangga, suara bel pulang terdengar nyaring. Semua siswa berbondong-bondong keluar kelas.

"Ayo Minnie! Kita pulang."

"Ayo!"

(Sementara di koridor sekolah....)


"Kyu, ikut saya."

"Ada apa, Seonsaeng?"

"Ada yang ingin saya bicarakan padamu, Kyu," Kyu pun tampak deg-degan.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Kyu pada dirinya sendiqi. Kyu pun akhirnya masuk ke ruang guru.

"Silahkan duduk."

"Ne, gamsahamnida. Sebemarnya ada apa seonsaeng?" Seonsaeng menyodorkan selembar kertas pada Kyu.

"Mwo? 70? Lalu siapa yg mendapat nilai tertinggi?"

"Ne, Wookielah yang mendapat nilai tertinggi. Mengapa nilaimu bisa turun?" Kyu pun tidak menjawab, ia hanya menunduk. Lalu Kyu keluar dengan wajah yang kusut. Dia sedih bukan karena ia kalah taruhan, tetapi karena ia tidak percaya nilainya turun seperti itu. Kyu pun pulang dengan lesu.

(Di rumah Kyu....)


"Aku pulang!" seru Kyu di ambang pintu.

"Kau sudah pulang, Kyu?" ucap Heechul, eommanya Kyu.

"Ne, Eomma. Minnie~ah?"

"Kyu~ah?"

"Kalian berdua sudah saling kenal?"

"Ne, tentu saja. Siapa sih yang tidak kenal dengan Yeoja secantik dia. Kkekke."

"O~geuraeyo," timpal Heechul.

"Sebenarnya ada apa ini, Eomma, Appa?"
Apa kau masih ingat pembicaraan kita waktu itu?p" ucap Leeteuk, appanya Kyu.

"Ne, Appa. Lalu?"

"Ya. Minnie lah yang akan kami jodohkan padamu. Kamh rara, kalian itu cocok. Apa kau setuju?"

"Ne. Aku yakin pilihan Appa dan Eomma itu pasti yg terbaik untukku."

"Syukurlah. Lalu, bagaimana dengan kau, Minnie?" tanya Siwon, appanya Minnie.

"Aku juga setuju. Hanya saja masih ada yang mengganjal di hatiku."

"Sudahlah itu urusan belakangan," ucap Heechul.


_Minnie POV_

Aku sangat bingung dengan perjodohan itu. Lalu aku pun pergi ke taman belakang untuk merenung.

"Bagaimana ini? Aku memang senang dengan perjodohan ini. Tapi kan setahu ku, Wookie juga menyukai Kyu. Bagaimana aku mengatakannya pada Wookie?"

"Hhm....apa aku boleh duduk disini juga?" terdengar suara namja di belakangku.

"Kyu~ah? Ne, boleh. Silahkan."

"Sepertinya kau sedang banyak pikiran. Ada apa?"

"A~anio....tidak ada apa-apa."

"Jinjja?"

"Hhm....anio. Ne, sebenarnya memang ada yang sedang aku pikirkan."

"Apa itu? Kau bisa cerita kepadaku. Ya itu juga kalau kau mau bercerita."

"Ne, aku akan cerita. Sebenarnya aku bingung dengan perjodohan ini. Apa yang harus aku katakan pada Wookie?"

"Mwo? Wookie? Apa hubungannya Wookie dengan perjodohan kita?"

"Tentu saja ada. Wookie itu menyukaimu. Tetapi aku juga menyukaimu."

"Upps....keceplosan," batinku. Kulihat mata Kyu langsung melotot.

"Mwo? Coba ulang kata-kata tadi."

"Ha? Yang mana?"

"Yang tadi. Katakan lagi kalau kau menyukaiku."

"Anio. Aku tidak mengatakan itu. Kau ini mengigau kali. Hahaha."

"Jangan menghindar," ucap Kyu semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku.

"Hey. Mau apa kau?"

"Ayo katakan lagi," ucap Kyu memaksa.

"Baiklah. AKU MENYUKAIMU! Sekarang sudah puas?" Kyu langsung memelukku.

"Aku juga menyukaimu, Minnie."

"Mwo? Kau juga menyukaiku? Buknkah kau menyukai Wookie?" ucapku seraya melepas pelukannya.

"Aku tidak menyukainya. Darimana kau tahu bahwa aku menyukai Wookie?"

"Jadi kau tidak menyukainya? Lalu, mengapa kau begitu perhatian pada Wookie?"

"Omo! Ternyata kau salah paham, Minnie. Aku perhatian padanya hanya sebatas perhatian seorang chingu saja. Tidak lebih."

"Jinjja?"

"Ne. Minnie, maukah kau menjadi yeojachinguku?"

"Aku tidak mau."

"Waeyo?"

"Aku tidak mau menghianati chinguku sendiri!" ucapku meninggalkan Kyu yang berada di taman belakang.


_Author POV_

Wajah Kyu kembali lesu lagi.

"Yasudahlah. Mungkin aku harus membiarkannya berpikir dulu."
Minnie pun pulang tanpa pamit pada Kyu.

"Sepertinya Minnhe marah padaku. Aku tidak bisa berdiam diri seperti saja. Aku harus menyelesaikan semuanya."

"Nah. Untung saja tadi aku mencatat nomor ponsel Minnie."

'NET, NAT, NET, NOT'

'TUUUT....TUUUT....TUUUT'

"Ah sial tidak diangkat!"

'Temui aku besok jam 9 pagi di SJ Cafe.' Akhirnya Kyu menulis pesan singkat di ponselnya untuk Minnie.

"Aduh. Aku ini babo sekali. Aku lupa meminta nomor ponsel Wookie. Baiklah, besok aku akan ke rumahnya saja dulu."

(Esok pagi....pukul 08.00)

'TOK! TOK!'

"Annyeong haseyo, Ahjussi. Apa ada Wookienya?

"Ne....ada. Bukankah kau namja yang waktu kemarin mengantar anakku pulang?" ucap Yesung.

"Ne, Ahjussi. Aku chingunya. Boleh aku bertemu Wookie?"

"Mian....Wookienya masih tidur. Apa kau ada perlu dengannya? Biar ku bangunkan dulu ia."

"A~tidak usah, Ahjussi. Aku hanya ingin titip pesan untuknya. Nanti jam 9, aku ingin bertemu dengannya di SJ Cafe. Tolong sampaikan pesan ini saja, Ahjussi."

"Baiklah. Hanya itu?"

"Ne. Gomawoyo, Ahjussi. Aku pulang dulu. Annyeong." Lalu Kyu pun pergi meninggalkan rumah Wookie dan menuju SJ Cafe.

"Appaaaa!" panggil Wookie menghampiri Yesung.

"Tadi siapa yang datang, Appa?"

"Oh, itu tadi. Namja yang tempo hari mengantarmu pulang. Katanya, ia ingin bertemu denganmu di SJ Cafe jam 9 nanti."

"A~jinjja? Gomawo, Appa." Wookie pun bergegas mandi lalu pergi ke SJ Cafe.

(Di SJ Cafe....)


"Annyeong, Kyu!" sapa Wookie.

"Annyeong, Wookie!"

"Untuk apa kita kesini?"

"Hari ini aku akan mentraktirmu. Chukaehaeyo, Wookie. Nilaimu lebih tinggi dariku. Tapi kita harus menunggu satu orang lagi karena ada yang harus dibicarakan juga."

"Jinjja? Aku yang menang? Wah aku tak menyangka. Oh iya, siapa yang sedang kita tunggu?"

"Minnie?!" ujar Wookie kaget.

"Wookie?"

"Kyu, sebenarnya ada apa ini?" ucap Wookie. Minnie hanya menunduk.

"Aku hanya ingin menjelaskan padamu. Sebelumnya aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk melukai perasaanmu," Minnie membuka pembicaraan.

"Mwo? Sudahlah to the point saja."

"Baiklah. Begini. Sebenarnya aku juga menyukai Kyu sebelum kau menyukainya duluan. Dan kemarin, orang tua kami membicarakan soal perjodohan antara kami. Dan kami sudah dijodohkan sejak kecil."

"Mwo? Mengapa kau tidak bilang semua ini dari awal Minnie?"

"Mianhaeyo. Aku tidak ingin melukai perasaanmu."

"Kau tahu, Minnie? Dengan kau menyembunyikan ini semua, kau telah menghancurkan hatiku," ucap Wookie lalu berlari keluar.

"Tapi, Wookie....!" Minnie pun berusaha mengejar Wookie.

"Sudahlah, Minnie. Wookie hanya butuh waktu untuk menerima ini."

"Tapi aku sudah melukai perasaannya. Chingu macam apa kau ini?"

"Jangan berbicara seperti itu, Minnie. Mianhaeyo, aku sudah menghancurkan ini semua. Ternyata caraku salah untuk menyelesaikan masalah ini," ucap Kyu sambil memeluk Minnie. Minnie semakin menangis melihat Wookie yang berlari sambil menangis lalu tak terlihat lagi.

"Apa-apaan ini? Jahat sekali mereka!" ucap Wookie pada dirinya sendiri sambil berlari terus menuju taman Kara. Wookie pun terus menangis. Tak lama, dari belakang ada tangan yang mengulurkan sapu tangan.

"Gomawo," wookie pun menengok ke belakang.

"Mwo? Kau lagi? Mau apa kau kesini? Mau berbuat ulah lagi?"

"Anio. Kenapa kau selalu berprasangka buruk padaku?" ucap Donghae.

"Ini sapu tanganmu."

"Waeyo? Pakai saja."

"Anio," ucap Wookie semakin menangis.

"Kenapa kau menangis? Ada apa?" tanya Donghae sambil mengusap aiq mata di pipinya Wookie. Wookie pun menceritakan semuanya pada Donghae.

"Sudahlah Wookie. Jangan menangis hanya karena masalah itu."

"Apa maksudmu, Oppa! Apa kau tidak mengerti bagaimana perasaanku saat ini?"

"Aku mengerti dan sangat mengerti. Saat ini apa yang kau rasakan sama seperti apa yang aku rasakan."

"Maksudmu?"

"Aku menyukaimu, Wookie!"

"Sudahlah Oppa. Perkataanmu itu hanya menambah beban pikiranku!" Wookie pun beranjak dari duduknya dan hendak pergi. Tetapi tangan Donghae menahan tangan Wookie lalu memeluknya.

"Lepaskan!"

"Anio! Saranghaeyo, Wookie. Jeongmal saranghaeyo!" Wookie pun terdiam.

(Backsound : Super Junior Kyuhyun - Hope is A Dream That Doesn't Sleep)

--to be continued--

0 komentar:

Posting Komentar