FF Super Junior :: Hate You! Love You! (Part. 5....Ending)

Genre : Romance

Cast :
-Kim Ryeowook as Wookie/Yeoja
-Lee Sungmin as Minnie/Yeoja
-Lee Donghae as Donghae/Oppa from Minnie
-Cho Kyuhyun as Kyu/Namja
-Leeteuk as Appa from Kyu
-Heechul as Eomma from Kyu
-Choi Siwon as Appa from Donghae & Minnie
-Yesung as Appa from Wookie



(Esok harinya di sekolah....)

"Wookie...." sapa Minnie di depan kelas dengan ramah. Tetapi, Wookie hanya melihatnya sebentar lalu pergi ke dalam kelas. Ia pun juga duduk di paling belakang dan tidak duduk berdua lagi dengan Minnie. Minnie pun langsung pindah ke paling belakang juga. Tetapi Wookie meninggalkan Minnie ke kantin.

"Apa dia masih marah padaku?" ucap Minnie pada dirinya sendiri. Donghae yang melihat Wookie jalan sendirian pun akhirnya mengikuti Wookie dari belakang.


_Donghae POV_


"Sepertinya Wookie masih memikirkan masalahnya itu. Mau kemana dia?" ucapku sambil mengikuti Wookie. Wookie pun tiba-tiba berhenti.

"Donghae oppa, sedang apa kau? Apa kau mengikutiku?"

"A~anio. Aku....hhm, aku sedang melihat-lihat bunga disini. Cantik-cantik ya bunganya?" ucapku menghindar. Wookie pun sepertinya tidak menghiraukanku. Dia terus berjalan, aku pun tetap mengikutinya.

"Oh. Ternyata ia mau ke kantin. Mau apa? Padahal kan tidak lama lagi bel masuk."

"Tuh kan, kau mengikuti, Oppa."

"Ne, baiklah. Aku memang mengikutimu."

"Untuk apa? Bukankah sebentar lagi bel masuk?"

"Ne, memang. Aku kesini untuk menemanimu."

"A~sudahlah, Oppa. Kau masuk ke kelasmu saja," kata Wookie sambil mendorongku.

"Yasudah. Aku saja yang pergi," ucap Wookie seraya meninggalkanku.

"Dasar yeoja yang aneh. Tapi....aku menyukainya. Hahaha."

"Hey! Apa kau tidak mendengar bel masuk tadi?" terdengar suara namja yang menyeramkan di belakangku. Aku pun menengok perlahan.

"A~seonsaeng? Hehehe," ucapku cengengesan lalu pergi meninggalkan kantin. Aku berjalan menuju kelas. Saat aku hendak melewati kelas dongsaengku, aku melihat ke jendela kelas dongsaengku.

"A? Mengapa Wookie dan dongsaengku jadi diam-diaman seperti? Dasar! Hhm....andai saja Wookie bisa menyukaiku seperti ia menyukai Kyu. Huft. Tidak mungkin, itu hanya mimpi."
Aku pun berjalan lagi menuju kelasku.

***********************

_Author POV_

Bel istirahat yang ditunggu-tunggu pun berbunyi. Seperti biasa, semua siswa keluar kelas. Ada yang menuju kantin, perpustakaan, maupun taman. Berbeda dengan Kyu, Wookie, dan Minnie yang tetap berada di dalam kelas. Terlihat Kyu yang menghampiri Wookie dan Minnie.

"Annyeong, Minnie. Annyeong, Wookie," sapa Kyu dengan senyuman evilnya.

"Annyeong, Kyu," jawab Minnie. Namun Wookie tidak menjawab sapaan Kyu, malagan ia menggeprakan tangannya ke meja dan hal itu membuat Kyu dan Minnie sontak kaget. Wookie pun berjalan menuju taman untuk membaca novel.

"Apa sih mau mereka? Menyebalkan sekali!" Saat Wookie sedang asik membaca novel, tiba-tiba Donghae datang menghampiri Wookie.

"Annyeong, Wookie!"

"Annyeong! Mau apa kau kesini?"

"Memang kenapa? Apakah ada larangan bahwa aku tidak boleh kesini?"

"Anio. Hanya saja kau sudah menggangguku."

"Mian kalau begitu. Aku hanya ingin menemanimu disini."

"Sudahlah kau pergi saja. Aku tidak ingin ditemani oleh siapapun."

"Aku tidak akan pergi."

"Baiklah, aku yang akan pergi."

"Tunggu, Wookie!!" seru Donghae sambil memegang tangan Wookie.

"Lepaskan!" Wookie pun pergi meninggalkan Donghae.

"Mengapa ia jadi seperti itu? Apa salahku? Apa aku salah mencintainya?

(Backsound : Super Junior - Why I Like U)

Wookie pun menuju ke kelasnya. Lalu saat di depan kelas,

"Hhm....Wookie," sapa Kyu.

"Mwo?" jawab Wookie sinis. Lalu Kyu menyerahkan kartu undangan kepada Wookie.

"Datang ya ke ulang tahunku yang ke-17," Kyu pun langsung pergi meninggalkan Wookie.

"Aku tidak akan datang," Wookie pun langsung membung kartu undangannya ke tempat sampah. Lalu masuk ke dalam kelas karena jam pelajaran telah dimulai. Seperti tadi pagi, Wookie masih berdiam-diaman dengan Minnie dan Kyu. Hal itu sungguh memgganggu konsentrasi belajar Minnie karena ia sangat merasa bersalah.

"Coba saja tidak ada perjodohan antara aku dan Kyu. Pasti Wookie tidak akan marah seperti ini," ucap Minnie berbisik.

'DING! DONG!'
Jam pelajaran pun telah usai.

"Sudah ku duga, Wookie pasti meninggalkanku."

"Minnie, apa kau tidak pulang bersama Wookie?" tanya Kyu. Minnie pun hanya menggeleng. Akhirnya Minnie pulang bersama Kyu.


_Wookie POV_

Nanti malam adalah ulang tahun Kyu yang ke-17. Sebenarnya aku sangat ingin datang ke acara itu. Tetapi aku sangat malas.

"Annyeong, Wookie!"

"A~dia lagi," batin Wookie.

"Mau apa lagi kau?"

"Aku ingin mengantarmu pulang."

"Dengan motormu yang sudah mencelakakanku?"

"A~anio. Hari ini aku tidak membawa sepeda motorku. Boleh?"

"Yasudahlah. Lagipula arah rumahku memang searah denganmu. Apa boleh buat."

"Mwo? Mengapa aku tidak marah-marah pada Donghae oppa? Apa jangan-jangan....Ah tidak boleh. Mana mungkin. Aku kan sangat membencinya!" batinku.

"A~kau kenapa? Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu yang mengerikan."

"Kau begitu sok tahu seperti dukun."
Kami pun terus melanjutkan perjalanan kami. Saat kami melewati rumah Donghae oppa, aku berhenti.

"Mengapa kau masih saja mengikutiku? Itu! Kita kan sudah lewat rumahmu."

"Kan tadi kau memperbokehkanku untuk mengantarkan kau pulang"

"Mwo? Aku tidak bilang seperti itu."

"Sudahlah. Ayo!" ucap Donggae oppa sambil menggandeng tanganku.

"Apa-apaan ini?"

"Sudah. Diam saja. Aku hanya ingin membuat tanganmu hangat. Tanganmu ini sudah sangat pucat. Nanti kau bisa sakit."

"Omo! Mengapa jantungku menjadi berdetak cepat seperti ini?" batinku.

"Hey. Jangan diam saja. Aku kan tidak tahu jalan menuju rumahmu," ucap Donghae oppa memecahkan lamunanku.

"A~mianhae."
Lalu kami pun melanjutkan perjalanan hingga kami sampai di depan rumahku.

"Ini rumahmu?"

"Ne, Oppa. Gomawo, Oppa. Aku masuk dulu ya."

"Mwo?? Kau tidak mau mempersilahkanku masuk dulu?"

"Anio. Di rumahku sedang tidak ada siapa-siapa. Sebaiknya kau pulang saja."

"Hhm....yasudahlah, aku pulang saja. Tapi nanti malam aku akan menjemputmu lagi."

"Tapi aku tidak akan datang ke pesta ulang tahun, Kyu."

"Aku tidak mau tahu. Aku mau kau datang. Yasudah aku pulang dulu. Annyeong."


_Author POV_

(Pada malam hari, di rumah Wookie....)

'TOK! TOK!'
Wookie pun membuka pintu.

"Donghae oppa?"

"Hey! Mengapa kau belum siap-siap juga?"

"Kan sudah ku bilang. Aku tidak akan datang!"

"Yasudah. Aku akan tetap menunggumu disini sampai kau mau ikut."

"Silahkan saja," ucap Wookie menutup pintu kembali. Ia pun berpikir sejenak. Lalu membuka pintu lagi.

"Baiklah, aku akan ikut. Tapi kau jangan kegeeran dulu. Ini semata-mata hanya karena aku tidak enak pada Minnie."
Wookie pun menuju ke kamar untuk bersiap-siap. Beberapa saat kemudian Wookie pun telah selesai dan menuju keluar.

"Ayo, Oppa!"

"Lama sekali kau ini. Kita sudah....," ucap Donghae terputus ketika melihat Wookie yang berpenampilan beda. Donghae pun terdiam dan memandang Wookie dari atas ke bawah karena terpesona dengan penampilan Wookie saat itu.

"Hey Oppa! Jangan memandangku seperti itu. Aku tau, pasti kau terpesona kan denganku....kkekkekke."

"A~anio. Hanya saja aku bingung denganmu. Dandananmu sangat menor."

"Jinjja? Yang mana yang menor? Apa bedakku ketebalan atau lipstiknya? Sebelah mana, Oppa?"

"A~sudah ayo kita pergi sekarang. Kita sudah telat."

(Saat tiba di rumah Kyu....)

"Wah! Pasangan yang serasi ya!" ucap para undangan ketika melihat Donghae dan Wookie datang.

"Oppa, kenapa kita harus bergandengan seperti ini sih?" ucap Wookie berbisik pada Donghae.

"Sudah. Tak usah banyak protes."

"Annyeong, Donghae hyung. Annyeong, Wookie," sapa Kyu.

"Annyeong!" jawab Wookie dan Donghae serentak.

"Mmm....Wookie," ucap Minnie.

"Annyeong, Minnie!" ucap Wookie seraya melupakan kejadian yang membuatnya patah hati.

"Apa kau sudah tidak marah padaku dan Kyu?"

"Anio, Chingu. Aku sudah melupakan itu semua. Mianhaeyo aku sudah bersikap seperti anak kecil. Kalian berdua memang serasi," jelas Wookie.

"Ayo! Acaranya sudah mau dimulai," ucap Kyu mengajak Wookie, Minnie, dan Donghae. Acara pun dimulai. Saramdeul menyanyi lagu saeng-il chukae untuk Kyu. Lalu saat potong kue, Kyu memberi potongan kue keduanya untuk Minnie karena kue pertamanya sudah ia berikan untuk orang tuanya.

"Gomawo, Kyu."

"Cheonmaneyo, Chagi," ucap Kyu sambil mencium pipi Minnie.

"Mwo? Chagi?"

"Ne, kau kan calnn tunanganku. Jadi aku boleh dong memanggilmu chagi."

"Ne....ne. Terserah kau saja."
Wookie yang melihat Kyu mencium Minnie, langsung pergi. Donghae pun mengejar Wookie.

"Mengapa kau lari, Wookie? Bukankah kau sudah melupakan Kyu?"

"Aku tidak mengerti, Oppa. Aku masih sakit melihat mereka berdua seperti itu."

"Wookie, aku paham perasaanmu. Tapi....yasudahlah. Mereka itu saling mencintai satu sama lain."

"Tapi, Oppa...."

"Sudahlah. Masih ada aku, Wookie. Aku menyukaimu. Aku sangat menyukaimu."

"Anio, Oppa. Kau tidak boleh menyukaiku! Itu bisa melukai perasaanmu."

"Aku tidak peduli. Aku tahu kau membenchku. Tapi, aku yakin bahwa di hati kecilmu kau juga menyukaiku walau hanya sedikit. Wookie, maukah kau menjadi yeojachingu ku?

"Anio....tidak bisa, Oppa," ucap Wookie semakin menangis. Donghae pun pergi meninggalkan Wookie.

"Oppa, sebenarnya aku juga mencintaimu. Tetapi, aku bingung dengan perasaanku ini," ucap Wookie pelan. Saat Wookie menengok ke belakang.

"Mau apa dia?"

"Perhatian, Semua! Mian aku mengganggu sebentar. Kyu, aku pinjam acaramu sebentar. Aku hanya ingin menyampaikan rasa cintaku kepada seorang yeoja keras kepala yang ada disana. Entah bagaimana lagi aku menyampaikannya bahwa aku mencintai dia. Jeongmal mencintainya! Sekali lagi aku katakan, Wookie, saranghaeyo! Maukah kau menjadi yeojachinguku?!"

"Terima! Terima! Terima....," teriak para undangan.

"Ayo, Wookie! Terimalah Donghae hyung!" sambung Kyu. Wookie pun menghampiri Donghae.

"Donghae oppa..."

"Ne, Wookie."

"Sebenarnya, aku benci mengatakan ini. Tapi, aku tidak mungkin membohongi perasaanku."

"Jadi?"

"Nado saranghaeyo, Oppa. Aku mau menjadi yeojachingumu," ucap Wookie diiringi dengan air matanya. Donghae oppa pun memeluk Wookie.

(Backsound : Super Junior - Hate u! Love u!)

--THE END--

FF Super Junior :: Hate You! Love You! (Part. 4)

Genre : Romance

Cast :
-Kim Ryeowook as Wookie/Yeoja
-Lee Sungmin as Minnie/Yeoja
-Lee Donghae as Donghae/Oppa from Minnie
-Cho Kyuhyun as Kyu/Namja
-Leeteuk as Appa from Kyu
-Heechul as Eomma from Kyu
-Choi Siwon as Appa from Donghae & Minnie
-Yesung as Appa from Wookie



"Duh....berapa ya nilai matematiku? Kelihatannya Kyu tenang-tenang saja," ucap Wookie sambil bertopang dagu.

"Apa nilaiku lebih tinggi dari Wookie? Kelihatannya Wookie santai-santai saja. Huft....aku pasti bisa! Kan nilaiku selalu lebih tinggi dari yang lain," ucap Kyu dengan PD.

"Hey Wookie!" seru Minnie.

"Ne! Aku pasti bisa menang!" seru Wookie tersentak lalu berdiri sambil menggenggam tangannya. Chingudeul nya tertawa melihat kelakuan Wookie.

"Ada apa ini?!" seru seonsaeng.

"Anio, Seonsaeng," jawab Wookie kembali duduk. Seonsaeng pun melanjutkan menulisnya di papan tulis.

"Tadi kau melamun, Chingu?" tanya Minnie.

"Ne, Chingu."

"Apa sih yang sedang kau lamuni? Kau sedang melamuni Kyu ya?" ucap Minnie sambil sambil menaik-turunkan alisnya.

"A~kau ini sok tahu seperti dukun."

"Hahaha. Kan kau rajanya dukun."

"A~dasar kau. Jadi, masih mau mendengar cerita yang sebenarnya tidak?"

"Ne....ne," jawab Minnie singkat. Wookie pun memulai ceritanya.

**********************

"O~geuraeyo. Berarti tadi kau berbohong padaku," ucap Minnie.

"Mwo? Berbohong soal apa?"

"Soal tadi kau terlambat ke sekolah. Katamu, kau telat karena kau disuruh cuci piring semalaman? Nyatanya malah kau belajar matematika dengan Kyu."

"A~mianhaeyo, Minnie. Habisnya aku malu."

"Apa maksudmu? Aku tidak menangis!"

"Kkekkekke. Aku hanya bercanda."
Setelah mereka mengobrol dengan bisik-bisik tetangga, suara bel pulang terdengar nyaring. Semua siswa berbondong-bondong keluar kelas.

"Ayo Minnie! Kita pulang."

"Ayo!"

(Sementara di koridor sekolah....)


"Kyu, ikut saya."

"Ada apa, Seonsaeng?"

"Ada yang ingin saya bicarakan padamu, Kyu," Kyu pun tampak deg-degan.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Kyu pada dirinya sendiqi. Kyu pun akhirnya masuk ke ruang guru.

"Silahkan duduk."

"Ne, gamsahamnida. Sebemarnya ada apa seonsaeng?" Seonsaeng menyodorkan selembar kertas pada Kyu.

"Mwo? 70? Lalu siapa yg mendapat nilai tertinggi?"

"Ne, Wookielah yang mendapat nilai tertinggi. Mengapa nilaimu bisa turun?" Kyu pun tidak menjawab, ia hanya menunduk. Lalu Kyu keluar dengan wajah yang kusut. Dia sedih bukan karena ia kalah taruhan, tetapi karena ia tidak percaya nilainya turun seperti itu. Kyu pun pulang dengan lesu.

(Di rumah Kyu....)


"Aku pulang!" seru Kyu di ambang pintu.

"Kau sudah pulang, Kyu?" ucap Heechul, eommanya Kyu.

"Ne, Eomma. Minnie~ah?"

"Kyu~ah?"

"Kalian berdua sudah saling kenal?"

"Ne, tentu saja. Siapa sih yang tidak kenal dengan Yeoja secantik dia. Kkekke."

"O~geuraeyo," timpal Heechul.

"Sebenarnya ada apa ini, Eomma, Appa?"
Apa kau masih ingat pembicaraan kita waktu itu?p" ucap Leeteuk, appanya Kyu.

"Ne, Appa. Lalu?"

"Ya. Minnie lah yang akan kami jodohkan padamu. Kamh rara, kalian itu cocok. Apa kau setuju?"

"Ne. Aku yakin pilihan Appa dan Eomma itu pasti yg terbaik untukku."

"Syukurlah. Lalu, bagaimana dengan kau, Minnie?" tanya Siwon, appanya Minnie.

"Aku juga setuju. Hanya saja masih ada yang mengganjal di hatiku."

"Sudahlah itu urusan belakangan," ucap Heechul.


_Minnie POV_

Aku sangat bingung dengan perjodohan itu. Lalu aku pun pergi ke taman belakang untuk merenung.

"Bagaimana ini? Aku memang senang dengan perjodohan ini. Tapi kan setahu ku, Wookie juga menyukai Kyu. Bagaimana aku mengatakannya pada Wookie?"

"Hhm....apa aku boleh duduk disini juga?" terdengar suara namja di belakangku.

"Kyu~ah? Ne, boleh. Silahkan."

"Sepertinya kau sedang banyak pikiran. Ada apa?"

"A~anio....tidak ada apa-apa."

"Jinjja?"

"Hhm....anio. Ne, sebenarnya memang ada yang sedang aku pikirkan."

"Apa itu? Kau bisa cerita kepadaku. Ya itu juga kalau kau mau bercerita."

"Ne, aku akan cerita. Sebenarnya aku bingung dengan perjodohan ini. Apa yang harus aku katakan pada Wookie?"

"Mwo? Wookie? Apa hubungannya Wookie dengan perjodohan kita?"

"Tentu saja ada. Wookie itu menyukaimu. Tetapi aku juga menyukaimu."

"Upps....keceplosan," batinku. Kulihat mata Kyu langsung melotot.

"Mwo? Coba ulang kata-kata tadi."

"Ha? Yang mana?"

"Yang tadi. Katakan lagi kalau kau menyukaiku."

"Anio. Aku tidak mengatakan itu. Kau ini mengigau kali. Hahaha."

"Jangan menghindar," ucap Kyu semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku.

"Hey. Mau apa kau?"

"Ayo katakan lagi," ucap Kyu memaksa.

"Baiklah. AKU MENYUKAIMU! Sekarang sudah puas?" Kyu langsung memelukku.

"Aku juga menyukaimu, Minnie."

"Mwo? Kau juga menyukaiku? Buknkah kau menyukai Wookie?" ucapku seraya melepas pelukannya.

"Aku tidak menyukainya. Darimana kau tahu bahwa aku menyukai Wookie?"

"Jadi kau tidak menyukainya? Lalu, mengapa kau begitu perhatian pada Wookie?"

"Omo! Ternyata kau salah paham, Minnie. Aku perhatian padanya hanya sebatas perhatian seorang chingu saja. Tidak lebih."

"Jinjja?"

"Ne. Minnie, maukah kau menjadi yeojachinguku?"

"Aku tidak mau."

"Waeyo?"

"Aku tidak mau menghianati chinguku sendiri!" ucapku meninggalkan Kyu yang berada di taman belakang.


_Author POV_

Wajah Kyu kembali lesu lagi.

"Yasudahlah. Mungkin aku harus membiarkannya berpikir dulu."
Minnie pun pulang tanpa pamit pada Kyu.

"Sepertinya Minnhe marah padaku. Aku tidak bisa berdiam diri seperti saja. Aku harus menyelesaikan semuanya."

"Nah. Untung saja tadi aku mencatat nomor ponsel Minnie."

'NET, NAT, NET, NOT'

'TUUUT....TUUUT....TUUUT'

"Ah sial tidak diangkat!"

'Temui aku besok jam 9 pagi di SJ Cafe.' Akhirnya Kyu menulis pesan singkat di ponselnya untuk Minnie.

"Aduh. Aku ini babo sekali. Aku lupa meminta nomor ponsel Wookie. Baiklah, besok aku akan ke rumahnya saja dulu."

(Esok pagi....pukul 08.00)

'TOK! TOK!'

"Annyeong haseyo, Ahjussi. Apa ada Wookienya?

"Ne....ada. Bukankah kau namja yang waktu kemarin mengantar anakku pulang?" ucap Yesung.

"Ne, Ahjussi. Aku chingunya. Boleh aku bertemu Wookie?"

"Mian....Wookienya masih tidur. Apa kau ada perlu dengannya? Biar ku bangunkan dulu ia."

"A~tidak usah, Ahjussi. Aku hanya ingin titip pesan untuknya. Nanti jam 9, aku ingin bertemu dengannya di SJ Cafe. Tolong sampaikan pesan ini saja, Ahjussi."

"Baiklah. Hanya itu?"

"Ne. Gomawoyo, Ahjussi. Aku pulang dulu. Annyeong." Lalu Kyu pun pergi meninggalkan rumah Wookie dan menuju SJ Cafe.

"Appaaaa!" panggil Wookie menghampiri Yesung.

"Tadi siapa yang datang, Appa?"

"Oh, itu tadi. Namja yang tempo hari mengantarmu pulang. Katanya, ia ingin bertemu denganmu di SJ Cafe jam 9 nanti."

"A~jinjja? Gomawo, Appa." Wookie pun bergegas mandi lalu pergi ke SJ Cafe.

(Di SJ Cafe....)


"Annyeong, Kyu!" sapa Wookie.

"Annyeong, Wookie!"

"Untuk apa kita kesini?"

"Hari ini aku akan mentraktirmu. Chukaehaeyo, Wookie. Nilaimu lebih tinggi dariku. Tapi kita harus menunggu satu orang lagi karena ada yang harus dibicarakan juga."

"Jinjja? Aku yang menang? Wah aku tak menyangka. Oh iya, siapa yang sedang kita tunggu?"

"Minnie?!" ujar Wookie kaget.

"Wookie?"

"Kyu, sebenarnya ada apa ini?" ucap Wookie. Minnie hanya menunduk.

"Aku hanya ingin menjelaskan padamu. Sebelumnya aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk melukai perasaanmu," Minnie membuka pembicaraan.

"Mwo? Sudahlah to the point saja."

"Baiklah. Begini. Sebenarnya aku juga menyukai Kyu sebelum kau menyukainya duluan. Dan kemarin, orang tua kami membicarakan soal perjodohan antara kami. Dan kami sudah dijodohkan sejak kecil."

"Mwo? Mengapa kau tidak bilang semua ini dari awal Minnie?"

"Mianhaeyo. Aku tidak ingin melukai perasaanmu."

"Kau tahu, Minnie? Dengan kau menyembunyikan ini semua, kau telah menghancurkan hatiku," ucap Wookie lalu berlari keluar.

"Tapi, Wookie....!" Minnie pun berusaha mengejar Wookie.

"Sudahlah, Minnie. Wookie hanya butuh waktu untuk menerima ini."

"Tapi aku sudah melukai perasaannya. Chingu macam apa kau ini?"

"Jangan berbicara seperti itu, Minnie. Mianhaeyo, aku sudah menghancurkan ini semua. Ternyata caraku salah untuk menyelesaikan masalah ini," ucap Kyu sambil memeluk Minnie. Minnie semakin menangis melihat Wookie yang berlari sambil menangis lalu tak terlihat lagi.

"Apa-apaan ini? Jahat sekali mereka!" ucap Wookie pada dirinya sendiri sambil berlari terus menuju taman Kara. Wookie pun terus menangis. Tak lama, dari belakang ada tangan yang mengulurkan sapu tangan.

"Gomawo," wookie pun menengok ke belakang.

"Mwo? Kau lagi? Mau apa kau kesini? Mau berbuat ulah lagi?"

"Anio. Kenapa kau selalu berprasangka buruk padaku?" ucap Donghae.

"Ini sapu tanganmu."

"Waeyo? Pakai saja."

"Anio," ucap Wookie semakin menangis.

"Kenapa kau menangis? Ada apa?" tanya Donghae sambil mengusap aiq mata di pipinya Wookie. Wookie pun menceritakan semuanya pada Donghae.

"Sudahlah Wookie. Jangan menangis hanya karena masalah itu."

"Apa maksudmu, Oppa! Apa kau tidak mengerti bagaimana perasaanku saat ini?"

"Aku mengerti dan sangat mengerti. Saat ini apa yang kau rasakan sama seperti apa yang aku rasakan."

"Maksudmu?"

"Aku menyukaimu, Wookie!"

"Sudahlah Oppa. Perkataanmu itu hanya menambah beban pikiranku!" Wookie pun beranjak dari duduknya dan hendak pergi. Tetapi tangan Donghae menahan tangan Wookie lalu memeluknya.

"Lepaskan!"

"Anio! Saranghaeyo, Wookie. Jeongmal saranghaeyo!" Wookie pun terdiam.

(Backsound : Super Junior Kyuhyun - Hope is A Dream That Doesn't Sleep)

--to be continued--

FF Super Junior :: Hate You! Love You! (Part. 3)

Genre : Romance

Cast :
-Kim Ryeowook as Wookie/Yeoja
-Lee Sungmin as Minnie/Yeoja
-Lee Donghae as Donghae/oppa from Minnie
-Cho Kyuhyun as Kyu/Namja
-Leeteuk as Appa from Kyu
-Heechul as Eomma from Kyu
-Choi Siwon as Appa from Donghae & Minnie
-Yesung as Appa from Wookie


_Wookie POV_

Aku tak menyangka kalau Minnie itu adalah dongsaeng dari namja itu. Sampai kapan aku harus berpura-pura manis pada Donghae oppa, hanya karena aku merasa thdak enak pada Minnie.

"Omo! Sudah jam segini. Mana aku lupa jalan menuju taman Kara. Bagaimana ini? Kyu pasti sudah menungguku."

"Hhm...aku sudah belok ke kanan terus kemana lagi ya?" ucapku lagi sambil menengok ke kanan-kiri.

"Ah...aku ke kanan saja deh."
Aku terus berjalan dan pada akhirnya....

'GUKK! GUK! Grr....GUK! GUK!'

"Omo!! Suara itu? Aniooo!" Aku pun langsung kabur mendengar suara anjing itu. Saat aku hendak menengok ke belakang, ku dapati ternyata Bulldog itu mengejarku.

"Aigo! Aku ini babo sekali. Udah tahu itu suara Bulldog. Kenapa harus kabur? Matilah riwayatku," kataku sambil terus berlari tanpa arah.

"Hey! Dam Cheon! Kemari. Jangan mengejar yeoja itu." Terdengar teriakan seseorang dari belakang.

"Mwo? Dam Cheon? Hhm....Mungkin itu nama Bulldog itu kali ya?" aku pun menengok ke belakang lagi.

"Fiuuh! Syukurlah. Bulldog itu tidak mengejarku lagi. Aigo! Aku haus sekali. Gara-gara Bulldog itu, aku jadi seperti orang kesetanan seperti ini," aku pun diam.

"Hhm...."

"Omo!! Ahjussi, tolong singkirkan Bulldogmu dari hadapanku!" ucapku, lalu aku pun kabur lagi.

"Hey Wookie!"


"Mwo?" mendengar suara itu, aku berhenti berlari.

"Mengapa ahjussi itu tahu namaku? Hhm....anio. Itu bukan suara ahjussi yang tadi. Sepertinya aku mengenali suara itu," aku pun menengok perlahan.

"Kyu-ssi? Kau mengejutkamku!"

"Annyeong. Mianhae Wookie. Aku tidak sengaja....kkekkekke," ucap Kyu sambil tertawa.

"Mengapa kau tertawa?"

"Gwaenchanayo. Hanya saja lucu melihatmu seperti itu. Apa kau dikejar-kejar Bulldog?" ucap Kyu meledek.

"Mwo? Bulldog? Anio. Aku tidak dikejar-kejar Bulldog. Kau ini ada-ada saja, Kyu," ucapku menghindar.

"Baiklah kalau kau tidak mau mengaku," ucap Kyu sambil menyenggol pinggangku dengan sikunya.

"A~kau ini. Sudahlah lupakan kejadian tadi."

"Ne, baiklah, Chingu. Hahaha. Ini!" ucap Kyu sambil menyodorkan segelas minuman.

"Untukku?"

"Ne, Wookie."

"Gomawoyo, Kyu."

"Ne, cheonmaneyo."
Ternyata Kyu tidak sedingin yang ku bayangkan saat pertama kali bertemu dengannya. Ia sangat baik dan peduli pada chhngunya.

"Oh iya. Kyu, mari kita mulai sekarang saja belajarnya."

"Baiklah," jawab Kyu. Aku pun mengeluarkan buku dan alat tulisku. Kemudian Kyu mulai mengajariku matematika. Ku lihat Kyu menjawab soal-soal itu dengan lancar. Aku pun mulai berpikir berpikir optimis kalau aku pun bisa menjawab soal-soal itu dan alhasil aku tidak dapat menjawabnya.

"Fiuh! Akhirnya selesai!" ucapku.

"Mwo? Daebak! Kau sudah selesai?" ucap Kyu dengan nada heran.

"Ne. Soal-soalnya mudah sekali, Kyu."

"Jinjja? Coba sini aku lihat," ucap Kyu kurang yakin lalu mengambil buku tulisku.

"Mwo? Katamu soal-soalnya mudah dan sudah kau kerjakan? Mana?" ucap Kyu lagi sambil membolak-balik lembaran demi lembaran buku.

"Ini," jawabku sambil menunjuk. Kyu pun diam.

"Ne, ini. Tadi kan aku hanya bilang kalau soal-soalnya mudah, kalau jawabannya sih susah-susah. Jadi aku belum mengerti....kkekkekke," ucapku tertawa licik.

"Omo! Ku pikir kau ini sudah mengerti. Dasar kau ini."

'PLETAKK!'

"Hey. Aku ini hanya bercanda saja. Masa aku dijitak?" aku pun mengusap-usap kepalaku.

"Biarkan saja. Biar kau jadi pandai matematika."

"A~mana bisa tiba-tiba aku jadi pandai matematika hanya karena dijitak olehmu."

"Mungkin saja. Ayo kita lanjutkan lagi belajarnya!" seru Kyu menghentikan percakapan kami. Kami pun mulai belajar serius. Dan kali ini aku benar-benar sudah mengerti.

"Eotteohke? Kau sudah mengerti?"

"Ne! Aku mengerti! Ini jawabanku."

"Hhm....benar. Yang ini juga benar, yang ini salah. Benar lagi, benar lagi. Nah selamat ya! Kau sudah mulai ada kemajuan. Sepertinya jitakanku tadi manjur....kkekke."
"Hey. Enak saja. Itu bukan karena jitakanmu yang tadi tahu."

"Ne, Ne. Bagaimana kalau kita taruhan di ulangan matematik besok?" ucap Kyu menaik-turunkan alisnya.

"Oke! Siapa takut. Apa taruhannya?"

"Taruhannya, jika yang kalah harus mentraktir apapun ke yang menang. Eotteohke?"

"Baiklah!"

"Hhm....sudah jam 8 malam. Kita pulang sekarang, ya."

"Ne, Chingu," aku pun membereskan buku dan alat tulisku lalu bergegas pulang.

"A? Apa arah rumahmu searah denganku, Kyu?"

"Anio. Aku ingin mengantarmu pulang. Tidak baik yeoja jalan sendirian di tempat seperti ini."
Aku pun pulang bersama Kyu, namja yang sangat ku kagumi. Kami mengobrol di tengah perjalanan. Sungguh aku pun tidak percaya bisa jalan berdua dengan Kyu. Sepuluh menit kemudian, kami pun tiba di depan rumahku.

"Apa ini rumahmu?"

"Ne. Apa kau ingin mampir dulu?"

"Hhm....anio. Sepertinya sudah malam, mungkin lain kali. Aku pulang dulu, ya."

"Ne, baiklah. Gomawoyo, Kyu. Hati-hati di jalan."

"Ne, cheonmaneyo," jawab Kyu diiringi dengan senyumannya. Aku tetap berdiri di depan rumahku. Beberapa saat kemudian aku pun langsung masuk ke dalam rumah.

"Aku pulang!" ucapku.

"Eh kau sudah pulang, Wookie," jawab Appaku.

"Ne, Appa."

"Hhm....tadi kulihat kau pulang dengan namja. Siapa itu? Apa dia namja chingu mu?"

"Mwo? Ia hanya chingu ku, Appa. Sudahlah appa."

"Tapi sepertinya kau menyukainya?"

"Hhm....ne, Appa. Aku menyukainya. Tapi....ia tidak mungkin menyukaiku."

"A~kau ini sok tahu."

"Ya memang kenyataannya seperti itu. Appa, aku ingin tidur dulu."

"Ne, baiklah. Annyeonghi jumuseyo."

"Annyeonghi jumuseyo, Appa."

"Dasar anak muda."


_Author POV_

(Di pagi hari, di rumah Wookie....)

"Pagi, Appa!" sapa Wookie.

"Pagi, Anakku!" jawab Yesung.

"Apa, aku berangkat ke sekolah dulu, ya."

"Sarapanlah dulu."

"Anio, Appa. Aku sudah hampir telat. Annyeong."

"Annyeong."
Wookie pun berlari keluar rumah lalu mengayuh sepeda pinknya. Saat tiba di sekolah, Wookie berlari menuju kelasnya.

"Fiuh....untung saja seonsaeng belum datang," ucap Wookie sambil mengelap kerimgmat di keningnya kemudian menuju ke tempat duduknya.

"Hey Wookie! Kau telat lagi!" seru Minnie.

"Ne, Chingu. Soalnya tadi malam aku...." ucap Wookie terpotong karena hampir saja ia keceplosan.

"Tadi malam? Apa yang kau lakukan malam-malam?"

"A....Aku itu tadi malam. Mmm....maksudku, aku disuruh cuci piring semalaman."

"Mwo? Cuci piring semalaman? Jinjja?"

"Hhm....ne, Chingu. Hahaha."

"U~geuraeyo," jawab Mhnnie heran.

"Pagi, Haksaenggideul!" seru seonsaeng.

"Pagi, Seonsaeng!" jawab mereka serentak.

"Baiklah. Apa kalian sudah siap ulangan hari ini?"

"Ne, sudah!"
Seonsaeng pun membagikan lembar soal dan jawaban kepada murid-murid. Terlihat Minnie terpaku memperhatikan Wookie yang menjawab soal-soal ulangan dengan lancar.

"Perasaan....kemarin ia bilang kalau dia tidak suka matematika," bisik Minnie pada dirinya sendiri. Lalu Minnie pun melanjutkan mengerjakan soal-soal ulangan.

(2 jam kemudian....)

'DING! DONG! DING! DONG!' Suara bel istirahatpun berbunyi. Semua siswa berlari keluar kelas.

"Wookie!"

"Ne, Minnie."

"Bagaimana ulangannya tadi? Susah bukan?"

"A~anio. Itu mudah."

"Mwo? Jinjja?"

"Hhm....maksudku mudah bagi orang seperti Kyu," ucap Wookie menghindar.

"O~ku kira kau bisa. Masalahnya, tadi itu kau sangat lancar menjawab soal-soal ulangan."

"Anio. Aku sangat kesulitan. Tadi itu aku menjawabnya asal-asalan."
Pembicaraan mereka pun terhenti karena waktu istirahat telah usai. Semua siswa masuk kembali dan melanjutkan pelajaran mereka selama 3 jam. Selama pelajaran berlangsung, Wookie terus saja memikirkan taruhannya dengan Kyu.

---to be continued---

FF Super Junior :: Hate You! Love You! (Part. 2)

Genre : Romance

Cast :
-Kim Ryeowook as Wookie/Yeoja
-Lee Sungmin as Minnie/Yeoja
-Lee Donghae as Donghae/Oppa from Minnie
-Cho Kyuhyun as Kyu/Namja
-Leeteuk as Appa from Kyu
-Heechul as Eomma from Kyu
-Choi Siwon as Appa from Donghae
-Yesung as Appa from Wookie


_Author POV_

Wookie pun duduk di sebelah Minnie.
"Annyeong. Naneun Wookie imnida."

"Annyeong. Naneun Minnie imnida."

"Kenapa kau pindah sekolah, Chingu?"

"Ya...begitu. Appa ku pindah dinas ke daerah ini, jadi aku ikut pindah sekolah juga ke daerah ini. Tapi aku sangat senang. Kau tahu? Sekolah ini sudah aku impi-impikan sejak dulu."

"O...geuraeyo. Beruntung sekali kau, Wookie! Aku harap kita bisa berteman baik, ya."

"Kkekkekke. Ne, Minnie. Aku juga berharap begitu."

(2 jam kemudian....)

'DING! DONG!'
Suara bel pun terdengar nyaring di telinga.

"Akhirnya istirahat juga. Ayo, Wookie, kita keluar saja!" seru Minnie. Tetapi tidak ada respon dari Wookie.


_Minnie VOP_

"Wookie!"
Aku sudah memanggil-manggil Wookie sampai dua kali tetapi dia tetap tidak merespon.

"Hhm....Kenapa dia jadi mendadak budek gitu ya?" ucapku. Dengan sigap, aku berjalan ke belakangnya. Selidik demi selidik, ternyata dia sedang memperhatikan Kyu.

"Pantas saja. Hhm....aku kerjai saja Wookie."

"Kebakaran! Kebakaran!" teriakku tepat di telinga Wookie. Ia pun tersentak dari tempat duduknya sambil berteriak-teriak.

"Ha? Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran dimana?!" teriak Wookie dengan tidak sadar karena kaget. Akhirnya lama-kelamaan sepertinya ia mulai menyadari kalau sebenarnya tidak ada kebakaran.

"Hey. Tunggu dulu. Apanya yang kebakaran? Sepertinya suasana disini baik-baik saja," ujar Wookie. Lalu ia menengok ke arahku.

"Minnie!"

"Ne, Wookie. Hahaha. Bagaimana melamunnya? Sudah selesai?" ledekku pada Wookie.

"Mwo? Aku tidak melamun."

"Hayo! Kau berbohong. Bukankah daritadi kau selalu memperhatikan namja itu. Itu lihat! Wajahmu saja memerah seperti kepiting rebus," ucapku sambil menunjuk ke wajahnya yang memerah.

"Baiklah. Aku mengaku."
Aku dan Wookie terus saja bercanda di pojokan. Kyu pun beranjak dari duduknya lalu keluar kelas. Mungkin ia risih melihat kami tertawa terbahak-bahak. Wookie pun kembali memperhatikan Kyu yang berjalan ke luar kelas.

"Jadi, siapa namanya?" tanya Wookie.

"Mwo? Siapa?" jawabku heran.

"Namja itu."

"Oh. Dia Kyu. Waeyo? Kau menyukainya ya?"

"Anio! Aku hanya ingin tahu saja."
Sepertinya Wookie pun juga menyukai Kyu. Aku pun bingung setengah mati.

"Masa aku harus bersaing dengan chingu ku sendiri?" batinku.


_Author POV_

'DING! DONG!'
Bel masuk pun berbunyi. Semua siswa masuk ke dalam kelas.

"Pelajaran apa yang akan kita pelajari saat ini, Minnie?" tanya Wookie.

"Matematika, Chingu."

"Mwo? Matematika? Aku tidak suka pelajaran matematika."

"Jinjja?"

"Ne, Chingu."

"Kau tahu? Kyu itu sangat pintar di bidang matematika. Dulu ia juga pernah update status di facebook kalau matematika itu adalah hidupnya."

"Hahaha. Namja itu ada-ada saja."
Wookie tertawa terbahak-bahak dan lupa diri bahwa seonsaengnya sedang menerangkan di depan kelas.

"Kamu! Anak baru!" seru seonsaeng itu. Wookie pun lalu terdiam.

"Aku?" ucap Wookie sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ne, Kau. Maju ke depan dan kerjakan soal yang ada di papan tulis.

"Mwo?" Wookie pun kebingungan.

"Bagaimana ini, Minnie?" tanya Wookie pada Minnie. Wookie pun maju ke depan kelas dengan ragu. Dan ia keringat dingin karena tidak bisa mengerjakan soal tersebut.

"Yasudah. Duduk sana. Lain kali hargai orang yang sedang menjelaskan di depan kelas."

"Baik, Pak."

"Kyu! Tolong kau kerjakan soal ini," panggil seonsaeng itu. Kyu pun melangkah ddngan pasti dan mengerjakan soal yang ada di papan tulis dengan lancar.

"Selesai!" seru Kyu.

"Mwo? Daebak!" Wookie pun tersentak melihat kehebatan Kyu.

"Ya. Jawabanmu sempurna, Kyu!" puji seonsaengnya. Wookie pun masih terpesona melihat kehebatan Kyu. Suasana kelas kembali hening.

(Beberapa saat kemudian....)

'DING! DONG!'
Suara bel pulang tiba-tiba memecahkan suasana keheningan di kelas.


_Minnie POV_


"Akhirnya pulang juga," ucap Wookie. Ia pun melihat ke sekeliling kelas.

"A? Dimana Kyu? Apakah kau melihatnya, Minnie?" tanya Wookie.

"Anio, Wookie. Tapi sepertinya ia sudah keluar kelas daritadi."

"Jinjja?" Wookie langsung berlari keluar untuk mencari Kyu.

"Hey! Kau mau kemana Wookie?" Aku pun bingung. Aku segera keluar kelas mengikuti Wookie.

(Di gerbang sekolah....)

Ku lihat Wookie dan Kyu sedang bercakap-cakap di gerbang sekolah. Sepertinya mereka ingin bertemu jam 5 sore di sebuah taman, tapi selebihnya aku tidak mendengarnya lagi. Tak lama, Wookie pun pergi menghampiriku.
"Hey Minnie. Ku kira kau masih di kelas."

"Ah Anio, Wookie."

"Yasudah. Ayo kita pulang."

"Tunggu. Memangnya kau pulang ke arah mana?"

"Kesana," ucap Wookie sambil menunjuk ke arah kanan.

"Jinjja? Berarti kita searah. Ayo!"
Aku pun pulang bersama Wookie.

"Hey Wookie. Aku baru sadar. Kenapa kakimu itu? Digigit anjing ya? Hahaha."

"Ah sial. Jangan meledekku. Tadi pagi aku diserempet motor oleh seorang namja yang tidak bertanggung jawab."

"Omo! Kasihan kau, Wookie."
Kami melanjutkan perjalanan. Lalu kami berhenti di depan rumahku.

"Kenapa berhenti? Apa ini rumahmu?"

"Ne, ayo masuk," aku pun menarik Wookie.

"Tapi...."

"Sudah menurut saja. Daripada kakimu menjadi parah?"

"Baiklah."

(Di dalam rumah Minnie....)


"Tunggu sebentar ya. Aku ingin ke kamar dulu mengambil kotak P3K sekalian mengambilkan minum untukmu. Kau duduk saja dulu.

"Ne. Mianhaeyo sudah merepotkanmu."

"Ne, gwaenchanayo. Kita ini kan chingu."


_Author POV_

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.

"Aku pulang! Minnie! Apa kau sudah pulang?" teriak Donghae dari ambang pintu.

"A~siapa itu?" ucap Wookie. Wookie langsung berjalan menuju sumber suara itu.

"Sepertinya aku pernah bertemu dengan namja itu," ucap Wookie berbisik. Semakin lama Wookie semakin mendekati namja itu.

"Omo!! Kau lagi?!"

"Annyeong. Kita bertemu lagi. Sedang apa ku di rumahku? Mau menemuiku, ya? Kkekkekke," kata Donghae dengan sangat PD.

"Mwo? Rumahmu? Ini rumah chinguku Minnie. Bukan urusanmu, namja babo. Dan aku tidak ingin menemuimu. Bisa-bisa aku mimpi buruk setelah bertemu denganmu."
Mendengar keributan di luar, Minnie langsung pergi menuju ke ruang tamu.

"Mwo? Mengapa Wookie tidak ada? Apa dia pulang?"
Minnie pun langsung menuju ke depan rumah.

"Disini rupanya," ucap Minnie.

"Oppa? Kau sudah pulang?" tanya Minnie.

"Ne, Saeng. Ini chingu mu?" jawab Donghae.

"Mwo? Oppa?" tanya Wookie di tengah-tengah percakapan Minnie dan Donghae.

"Ne, Chingu. Waeyo? Apa kau mengenalnya?"

"Anio, Chingu. Aku tidak mengenalnya."

"Hey! Bukankah kau mengenalku?" sambung Donghae.

"Sudahlah masalah kita tadi pagi tidak usah dibahas lagi."

"A~kalian ini main rahasia-rahasian. Ada apa sih?" ucap Minnie kesal.

"Jadi begini, Saeng. Tadi pagi aku hendak berangkat ke sekolah dan aku terburu-buru. Jadi, ya...." kalimat Donghae terputus.

"Ooooh. Jadi Oppa yang menyerempet chingu ku? Dasar Oppa!" sambung Minnie sambil menjewer Donghae.

"Aduh! Saeng! Sakit tahu. Lepaskan!"

"Wookie, mianhae. Gara-gara nae oppa kakimu jadi terluka begitu. Oppa, cepat minta maaf pada chingu ku."

"Wookie, mianhaeyo," pinta Donghae.

"Ne," jawab Wookie singkat.


_Donghae POV_

Senang sekali aku hari ini. Akhirnya aku mengetahui siapa nama yeoja itu. Dan bisa bertemt dengannya lagi di rumahku. Tetapi aku sangat merasa bersalah karena telah membuatnya celaka.

"Saeng, sini. Biar oppamu saja yang mengobati luka chingumu," ucapku sambil merampas kotak P3K yang ada di tangan Minnie. Aku pun mengobati luka Wookie dengan pelan-pelan.

"Nah, sudah. Sekali lagi mianhaeyo, Wookie."

"Gomawo, Oppa."

"Mwo? Dia memanggilku oppa? Hahaha. Ternyata dia bisa bersikap manis juga padaku," batinku.

"Wookie, waeyo? Sepertinya kau gelisah sekali?"

"Gwaenchanayo. Hanya saja aku ada janji pada seseorang jam 5 sore."

"Janji dengan siapa? Mau ku antarkan?"

"Anio, Oppa. Aku bisa jalan sendiri."

"Baiklah."
Aku sedih sekali. Rasanya baru sebentar aku bercakap-cakap dengannya. Dia sudah ingin pulang. Aku pun mengantarnya sampai depan rumah. Aku terus memperhatikan langkahnya sampai ia sudah tidak terlihat lagi.

FF Super Junior :: Hate You! Love You! (Part. 1)

Genre : Romance
Cast :
-Kim Ryeowook as Wookie/Yeoja
-Lee Sungmin as Minnie/Yeoja
-Lee Donghae as Donghae/Oppa from Minnie
-Cho Kyuhyun as Kyu/Namja
-Leeteuk as Appa from Kyu
-Heechul as Eomma from Kyu
-Siwon as Appa from Donghae & Minnie


_Author POV_

Wookie adalah siswi baru di SMA Chung Dam. Suatu pagi ia berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda. Tiba-tiba di tengah perjalanan...
'PRANKK!!'
Kendaraan sepeda motor menyerempet sepeda Wookie dari belakang.
"Hey! Apa kau tidak punya mata?! Dasar namja babo!" ucap Wookie kesal. Sejenak sepeda motor itu berhenti.
"Mian, yeoja. Aku buru-buru," jawab namja itu lalu pergi. Akhirnya dengan kaki yang terluka, Wookie tetap mengendarai sepeda ke sekolah.

(Di SMA Chung Dham....)

"Akhirnya aku sampai juga di sekolah baru setelah penuh perjuangan untuk menuju kesini...kkekkekke," ucap Wookie berseri-seri.
"Ini semua seperti mimpi saja. Aku tak percaya bisa pindah ke sekolah yang aku impi-impikan sejak dulu." Sejenak Wookie memperhatikam ke sekelilingnya, lalu berjalan lagi mencari kelasnya. Saat hendak tiba di depan kelasnya....
'BRUUKK!'
"Omona!" teriak Wookie.
"Mianhae, yeoja. Aku tidak sengaja," ucap namja yang menabrak Wookie hingga terjatuh. Wookie terdiam dan menatap namja itu sejenak. Ia mengingat-ingat bahwa ia pernah bertemu dengan namja itu.
"Aigo! Kau lagi?! Tadi kau menyerempetku hingga kakiku seperti ini, sekarang kau malah menabrakku!" seru Wookie dengan nada tinggi.
"Jeongmal mianhamnida, yeoja. Tadi itu aku buru-buru sekali jadi aku tidak bisa membantumu."
"Ya sudahlah. Lagipula, aku tidak butuh bantuan namja yang tidak bertanggung jawab sepertimu."
"Hey. Aku ini namja yang bertanggung jawab. Kata siapa aku ini namja yang tidak bertanggung jawab?"
"Kataku tadi."
"Benar juga ya. Kan tadi kau yang bilang seperti itu. Hahaha." Namja itu semakin tidak jelas, Wookie pun beranjak melangkahkan kakinya.
"Hey. Tunggu dulu. Aku ingin tahu siapa namamu, yeoja. Naneun Donghae imnida."
"Tidak penting. Omo! Aku sudah terlambat masuk kelas."

_Donghae POV_

Aku tidak tahu apa yang sekarang aku rasakan saat ini. Apakah aku mencintainya? Aku sangat bingung. Menurutku, aku tidak mungkin jatuh cinta pada yeoja yang jutek seperti itu.
"Omo! Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan yang pertama pada yeoja itu. Tapi, bagaimana mungkin? Aku saja tidak tahu siapa dia," pikirku. Aku terus memperhatikan yeoja itu, sampai ia memasuki kelasnya.
"Oh. Ternyata ia setingkat dan satu kelas dengan dongsaengku. Kkekke."
Lalu aku pun pergi meninggalkan tempat itu dan menuju ke kelasku sendiri dengan pikiran yang tidak karuan.

_Wookie POV_

"Mimpi apa aku ini semalam? Sampai-sampai aku bisa bertemu dengan namja yang menyebalkan seperti itu," aku terus saja menggerutu sepanjang jalan. Pikirku, satu seknlah dengan namja itu adalah mimpi buruk untukku. Di hari pertama aku sekolah disini, aku harus telat dan itu adalah gara-gara namja itu. Aku terus menggerutu. Saat aku tiba di depan kelas, aku terpaku.
"Omo! Seonsaengnya sudah tiba lebih dulu daripada aku," ucapku dalam hati.
'TOK! TOK!'
Aku pun mengetuk pintu lalu melangkah perlahan.
"Annyeong haseyo. Mianhamnida, aku terlambat masuk kelas."
"Gwaenchansseumnida. Apa kau siswi pindahan dari SMA Young Shin?
"Ya, Pak, saya siswi pindahan SMA Young Shin."
"Baiklah. Silahkan perkenalkan dirimu terlebih dahulu."
Aku pun memperkenalkan diriku di depan kelas.
"Annyeong haseyo! Jeoneun Wookie rago haeyo. Saya siswi pindahan dari SMA Young Shin. Bangapseumnida," ucapku sembari membungkukan badan.
"Annyeong haseyo, Wookie!" sahut mereka. Aku melirik kesana-kemari untuk mencari tempat duduk yang kosong. Aku pun menghampiri seorang yeoja yang duduk sendirian, lalu aku duduk di sampingnya.

---TO BE CONTINUED---

FF Super Junior :: Hate You! Love You! (Part. 1)

Genre : Romance
Cast :
-Kim Ryeowook as Wookie/Yeoja
-Lee Sungmin as Minnie/Yeoja
-Lee Donghae as Donghae/Oppa from Minnie
-Cho Kyuhyun as Kyu/Namja
-Leeteuk as Appa from Kyu
-Heechul as Eomma from Kyu
-Siwon as Appa from Donghae & Minnie


_Author POV_

Wookie adalah siswi baru di SMA Chung Dam. Suatu pagi ia berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda. Tiba-tiba di tengah perjalanan...
'PRANKK!!'
Kendaraan sepeda motor menyerempet sepeda Wookie dari belakang.
"Hey! Apa kau tidak punya mata?! Dasar namja babo!" ucap Wookie kesal. Sejenak sepeda motor itu berhenti.
"Mian, yeoja. Aku buru-buru," jawab namja itu lalu pergi. Akhirnya dengan kaki yang terluka, Wookie tetap mengendarai sepeda ke sekolah.

(Di SMA Chung Dham....)

"Akhirnya aku sampai juga di sekolah baru setelah penuh perjuangan untuk menuju kesini...kkekkekke," ucap Wookie berseri-seri.
"Ini semua seperti mimpi saja. Aku tak percaya bisa pindah ke sekolah yang aku impi-impikan sejak dulu." Sejenak Wookie memperhatikam ke sekelilingnya, lalu berjalan lagi mencari kelasnya. Saat hendak tiba di depan kelasnya....
'BRUUKK!'
"Omona!" teriak Wookie.
"Mianhae, yeoja. Aku tidak sengaja," ucap namja yang menabrak Wookie hingga terjatuh. Wookie terdiam dan menatap namja itu sejenak. Ia mengingat-ingat bahwa ia pernah bertemu dengan namja itu.
"Aigo! Kau lagi?! Tadi kau menyerempetku hingga kakiku seperti ini, sekarang kau malah menabrakku!" seru Wookie dengan nada tinggi.
"Jeongmal mianhamnida, yeoja. Tadi itu aku buru-buru sekali jadi aku tidak bisa membantumu."
"Ya sudahlah. Lagipula, aku tidak butuh bantuan namja yang tidak bertanggung jawab sepertimu."
"Hey. Aku ini namja yang bertanggung jawab. Kata siapa aku ini namja yang tidak bertanggung jawab?"
"Kataku tadi."
"Benar juga ya. Kan tadi kau yang bilang seperti itu. Hahaha." Namja itu semakin tidak jelas, Wookie pun beranjak melangkahkan kakinya.
"Hey. Tunggu dulu. Aku ingin tahu siapa namamu, yeoja. Naneun Donghae imnida."
"Tidak penting. Omo! Aku sudah terlambat masuk kelas."

_Donghae POV_

Aku tidak tahu apa yang sekarang aku rasakan saat ini. Apakah aku mencintainya? Aku sangat bingung. Menurutku, aku tidak mungkin jatuh cinta pada yeoja yang jutek seperti itu.
"Omo! Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan yang pertama pada yeoja itu. Tapi, bagaimana mungkin? Aku saja tidak tahu siapa dia," pikirku. Aku terus memperhatikan yeoja itu, sampai ia memasuki kelasnya.
"Oh. Ternyata ia setingkat dan satu kelas dengan dongsaengku. Kkekke."
Lalu aku pun pergi meninggalkan tempat itu dan menuju ke kelasku sendiri dengan pikiran yang tidak karuan.

_Wookie POV_

"Mimpi apa aku ini semalam? Sampai-sampai aku bisa bertemu dengan namja yang menyebalkan seperti itu," aku terus saja menggerutu sepanjang jalan. Pikirku, satu seknlah dengan namja itu adalah mimpi buruk untukku. Di hari pertama aku sekolah disini, aku harus telat dan itu adalah gara-gara namja itu. Aku terus menggerutu. Saat aku tiba di depan kelas, aku terpaku.
"Omo! Seonsaengnya sudah tiba lebih dulu daripada aku," ucapku dalam hati.
'TOK! TOK!'
Aku pun mengetuk pintu lalu melangkah perlahan.
"Annyeong haseyo. Mianhamnida, aku terlambat masuk kelas."
"Gwaenchansseumnida. Apa kau siswi pindahan dari SMA Young Shin?
"Ya, Pak, saya siswi pindahan SMA Young Shin."
"Baiklah. Silahkan perkenalkan dirimu terlebih dahulu."
Aku pun memperkenalkan diriku di depan kelas.
"Annyeong haseyo! Jeoneun Wookie rago haeyo. Saya siswi pindahan dari SMA Young Shin. Bangapseumnida," ucapku sembari membungkukan badan.
"Annyeong haseyo, Wookie!" sahut mereka. Aku melirik kesana-kemari untuk mencari tempat duduk yang kosong. Aku pun menghampiri seorang yeoja yang duduk sendirian, lalu aku duduk di sampingnya.

---TO BE CONTINUED---

FF SUPER JUNIOR & HEY! SAY! JUMP! (Part.2)

Tittle : Kim Ryeowook is Wookie?
Genre : Romance again
Cast :
-Maulida Farhamnah as Tanaka Sora
-Dwitya Andini Patty as Yamashita Yumeko
-All member Hey! Say! Jump! (BB JEPANG)
-Member Super Junior K.R.Y


(Esok harinya....)

"Moshi-moshi! Yume, apa kau sudah selesai berkemas? Aku sedang dalam perjalanan menuju rumahmu."

"Sudah, Sora. Memangnya kau kesini naik apa?"

"Ya naik taxi lah, masa ke bandara naik sepeda. Tunggu, ya, aku sudah mau sampai rumahmu."

'TIN!' Suara klakson terdengar sampai ke dalam rumah Yume. Yume pun keluar menemui Sora dengan membawa kopernya.

"Hey, Yume! Cepat naik!"

"Iya," Yume pun meletakkan kopernya bersama dengan koper milik Sora di bagasi taxi tersebut.

"Kita mau kemana, Nona?" tanya supir taxi itu.

"Kita ke bandara, Pak."
Taxi tersebut langsung melesat menuju ke bandara. Saat tiba di bandara, mereka pun langsung menaiki pesawat yang akan mereka tumpangi untuk menuju ke Jepang. Dari Indonesia, mereka menempuh waktu selama 6 jam untuk sampai di Jepang.

(Saat tiba di Bandara Tokyo, Jepang....)

"Akhirnya kita tiba di Jepang!"

"Ne, Sora! Negara yang sangat aku impi-impikan sejak dulu. Sora, aku tidak bermimpi kan?" tanya Yume sambil menepak-nepok pipinya.

"Tentu saja tidak!"

"Kota nii-chan mana ya?"

"Mwo? Kau menyuruh Kota nii-chan menjemput kita di bandara?"

"Ya! Memangnya kau mau kesasar disini?"

"A~tentu saja aku tidak mau."

Mereka berdua pun melangkahkan kaki berjalan ke dalam dan melihat ke sekeliling.
"Yume imotou!" teriak seorang namja sambil melambaikan tangannya pada Yume dan Sora.

"A~siapa orang itu? Penampilannya norak sekali," ucap Yume berbisik. Yume dan Sora pun semakin mendekati namja itu.

"A~Kota nii-chan!"

"Ne, Yume," jawab Kota memeluk Yume.

"Hisashiburi desune, Yume Imotou!" seru Kota.

"A~nii-chan, aku sangat merindukanmu."

"Aku juga, Yume. Selamat, ya. Kau sangat hebat bisa mendapatkan beasiswa kesini!"

"Arigatou...kkekke. Nii-chan, mengapa kau memakai pakaian aneh seperti ini? Norak tahu," ujar Yume.

"Kau kan tahu aku ini artis. Aku berpakaian seperti ini hanya mau bebas sehari saja dari kejaran wartawan."

"Kalau kau tidak mau dikejar-kejar wartawan ya jangan jadi artis."

"Hahaha....menjadi artis itu adalah cita-citaku dari kecil."

"Ya ya, terserah kau saja. Oh iya. Nii-chan, perkenalkan ini teman yang ku maksud di telepon. Dia yang mendapatkan beasiswa yang sama seperti ku."

"Watashi wa Tanaka Sora desu. Ima 20 sai desu. Yuroshiku onegaishimasu, Nii-chan."

"Watashi wa Yabu Kota desu. Ima 22 sai desu. Aku sepupu Yume," ucap Kota menatap Sora sangat dalam.

"Well, kenalannya sudah kan? Kalau mau main tatap-tatapan, nanti saja ya. Aku sudah lelah nih mau istirahat....hahaha."

"A~ayo kita berangkat sekarang," ajak Kota dengan salah tingkah.

"Yume, lalu kita akan menetap dimana?" tanya Sora berbisik pada Yume.

"Sudah....tenang saja. Selama di Jepang, kita tinggal sementara di Apartment Kota nii-chan."

"Mwo? Lalu ia tinggal dimana?"

"Tentu saja ia tinggal bersama member HSJ di asrama."

"O~ok."

(Saat tiba di apartment....)

"Nah! Ini apartmentnya. Memang sih tidak besar, tapi kamarnya cukup untuk kalian berdua."

"Baiklah. Arigatou. Kau memang sepupu yang bisa diandalkan....hahaha."

"Arigatou gozaimasu, Nii-chan. Maaf telah merepotkanmu."

"Douitashi, Imotou. Gomen ya aku tidak bisa membantu kalian beres-beres. Aku mau langsung ke asrama untuk latihan."

"Daijobu, Nii-chan. Kau ingin ke asrama? Apa aku boleh ikut?" ujar Yume.

"Ya. Tentu saja! Pasti kau ingin bertemu dengan Chii bukan?" ucap Kota sambil menaik-turunkah alisnya.

"A~nii-chan. Kau tahu saja....kkekke."

"Yasudah. Ajak Sora juga, ya," ucap Kota berbisik.

"Iya, Sora pasti akan ku ajak."

"Hey....kenapa nada bicaramu seperti itu?"

"A~tidak apa-apa kok, Nii-chan....kkekke."
Sora dan Yume akhirnya memutuskan untuk ikut bersama Kota ke asrama.

"Nii-chan, kita kesana naik apa?"

"Hhm....jalan kaki, Yume."

"Nani?! Jalan kaki??"

"Tentu. Jaraknya tidak jauh kok."

"Tapi kan aku masih lelah, Nii-chan."

"A~kau ini masih saja manja, Yume. Kau kan ke Jepang naik pesawat bukan jalan kaki. Masa begitu saja lelah? Sora, kau setuju kan kalau kita jalan kaki saja?"

"Ya, Nii-chan. Aku sih setuju-setuju saja."

"Sora, mengapa kau tidak membelaku?"

"A~gomen, Yume. Sudahlah, anggap saja ini perjuanganmu untuk bertemu dengan Chii."

"Baiklah. Ayo kita jalan sekarang saja."

(Di asrama HSJ....)

"Aku pulang!"

"Nii-chan, kau sudah pulang?" tanya Chii, member HSJ.

"Ne, Itouko."

"Sepertinya kau membawa orang lain, Nii-chan," tanya Chii sambil menengok keluar.

"Ya, Itouko . Ini sepupu ku, Yume, dan yang ini teman dari sepupuku, Sora."

"Watashi wa Yamashita Yumeko de ima 20 sai desu. Yuroshiku onegaishimasu."

"Watashi wa Tanaka Sora. Yuroshiku onegaishimasu."

"Watashi wa Chinen Yuri desu. Panggil saja aku Chii. Aku seumuran dengan kalian."

"Chii, apa kau tau? Sepupu ku ini salah satu fans beratmu. Benar kan, Yume?" ucap Kota sambil merangkul Yume. Yume pun menginjak kaki Kota.

"Aduh! Sakit tahu!"

"Siapa suruh Nii-chan membocorkan itu?" ucap Yume sambil berbisik.

"Wah! Benarkah?" tanya Chii tersipu malu.

"A~hhm....benar, Chii," jawab Yume.

"Yasudah, kalian berdua mengobrol dulu saja sana. Chii, temani sepupuku dulu, ya."
Chii dan Yume pun mengobrol berdua di ruang tamu. Sementara Sora dan Kota pergi ke dalam menemui member yang lain.

"Nii-chan, kau sudah pulang ternyata. A~siapa yang kau bawa itu? Apa itu kekasihmu?" tanya salah satu member, Yamada Ryosuke.

"A~iie. Perkenalkan, ini teman sepupuku, Tanaka Sora."

"Watashi wa Yamada Ryosuke desu, Sora. Ima 21 sai desu."

"Senang bertemu denganmu, Yamada Nii-chan."

"Nah! Sora, itu yang sedang main drum namanya Yuto Nakajima. Yang sedang berlatih dance disana namanya Daiki Arioka dan Ryutaro Morimoto. Nah yang sedang menonton TV itu Hikaru Yaotome, Yuya Takaki, dan Keito Okamoto. Mereka semua usianya 21 tahun."

"Ya, Nii-chan."

"Sebenarnya ada satu member lagi, tapi dia tidak ada disini."

"O~siapa itu?"

"Dia Inoo Kei. Yasudah, kau bergabung saja dengan mereka. Aku akan mengambil minuman dan makanan ringan dulu."

"Baiklah. Arigatou, Nii-chan."

"Douitashi, Sora."

Sementara suasana di ruang tamu sangatlah sunyi. Yume dan Chii yang sudah disitu cukup lama masih saja berdiam diri karena malu.

"Hhm....Yume."

"Ya, Chii?"

"Selamat ya atas keberhasilanmu!" seru Chii mencoba membuka pembicaraan.

"A~itu tidak ada apa-apanya, Chii."

"Tapi kau dan temanmu sungguh sangat hebat bisa mendapatkan beasiswa disini."
Disaat Yume dan Chii sedang asik mengobrol, tiba-tiba....

---to be continued---

FF SUPER JUNIOR & HEY! SAY! JUMP! (Part. 1)

Tittle : Kim Ryeowook is Wookie?
Genre : Romance again
Cast :
-Maulida Farhamnah as Tanaka Sora
-Dwitya Andini Patty as Yamashita Yumeko
-All member Hey! Say! Jump (BB JEPANG)
-Member Super Junior K.R.Y


_SORA POV_

Aku adalah yeoja berumur 20 tahun keturunan Jepang. Tetapi, aku justru sangat menyukai Korea dan bercita-cita kuliah disana. Salah satu alasan aku menyukai Korea adalah karena chingu kecilku, Wookie. Wookie adalah anak dari chingu kedua orang tua ku. Wookie adalah namja keturunan Korea. Saat itu ia ke Indonesia karena sedang berlibur. Dia mengajariku banyak tentang Korea, termasuk bahasa Korea. Tapi, ia tidak lama di Indonesia. Ya....ia pun pulang ke Korea dan meninggalkanku lagi.

"Hhm....jika diingat-ingat waktu aku kecil, lucu juga ya! Bermain-main di taman dan sebagainya," ucapku sambil memandangi sebuah gelang berwarna hijau yang melingkar di tanganku. Aku pun teringat lagi pada Wookie.


_AUTHOR POV_

(Flashback....13 tahun yang lalu)

"Sora! Ayo kita main kesana!" seru seorang namja mungil berusia 7 tahun.

"Mwo? Mau kemana?"

"Itu! Ke tempat itu. Ada yang mau kutunjukan padamu. Tutup matamu, ya," Wookie dan Sora pun menuju ke tempat yang mau Wookie tunjukan pada Sora.

"Nah! Buka matamu."

"Omo! Amazing! Tempat ini indah sekali, Wookie!"

"Ne, kau senang?"

"Ne."

"Ada apa kau membawaku kesini?"

"Hhm....mian. Hari ini aku harus pulang ke Korea."

"Mwo? Pulang ke Korea? Hari ini? Bukankah kau akan balik ke Korea minggu depan?"

"Seharusnya. Tetapi aku harus pulang hari ini."

"Kau akan meninggalkanku?"

Wookie hanya mengangguk, "tapi nanti aku akan ke Indonesia lagi. Jangan bersedih. Ini!"

"A~gelang? Untuk apa?"

"Kau pakai gelang ini, aku juga memakai gelang yang sama. Jangan sampai hilang, ya. Kalau hilang, berarti kau sudah melupakanku."

"Baiklah. Janji ya kau akan mengunjungiku lagi."

"Ne, aku janji. Aku pasti akan sangat merindukanmu nanti."

"Aku juga."

(Kembali ke cerita....)

"Huft....sudah 13 tahun Wookie tidak mengabariku. Apa dia sudah melupakanku?" ucap Sora sambil memandangi gelangnya.

"Hey! Sora!" seru seorang yeoja menepuk pundak Sora.

"Omo! Yumeko! Kau mengejutkanku."

"A~gomen, Sora....kkekke. Kau sedang melamun, ya? Pasti sedang memikirkan teman kecilmu itu lagi."

"Daijobu, Yume. Ne, kau benar. Apa dia sudah melupakanku, Yume?"

"Hhm....maybe yes, maybe no. Siapa tau saja dia lagi sibuk mengurus perusahaan appa nya di Korea."

"Ya, mungkin. Tapi, sesibuk itu kah dia sampai-sampai tidak mengabariku sama sekali?"

"Yasudah, jangan dipikirkan lagi. Ayo, kita pulang saja. Kita nonton DVD di rumahku."

"DVD suju, ya. Kkekke," ucap Sora sambil menaik-turunkan alisnya.

"A~dasar kau ini. Keturunan Jepang tapi sukanya Korea. Contoh aku dong. Keturunan Jepang tapi sukanya Jepang juga....hahaha."

"Biarkan saja....hahaha. Jadi, bagaimana? Mau tidak? Kalau tidak mau, aku pulang saja."

"Ya ya. Baiklah. Kita nonton suju."

"Tada!!" Sora pun menunjukan sebuh DVD pada Yume.

"Super Junior 6 Mistery? Jadi kita nonton ini?"

"Ne, Yume."

Yumeko adalah chingu Sora. Mereka berdua berteman sejak SMA. Yumeko juga yeoja berdarah keturunan Jepang, sama seperti Sora. Tetapi marga mereka berbeda.

(Di rumah Yumeko....)

"Yume, ini DVDnya."

"Mana? Sini!"

Kemudian, mereka pun menonton DVD Super Junior 6 Mistery.

"Sora...."

"Ne, Yume. Ada apa?"

"Hey! Jangan menatapku seperti itu. Aku hanya ingin tanya. Di suju, siapa member yang paling kau sukai?"

"Kkekkekke....mianhaeyo. Yang paling ku sukai di suju adalah Kim Ryeowook. Hhm....Kim Ryeowook=Wookie. Bagaimana menurutmu?"

"Hahaha....khayalanmu terlalu tinggi. Mana mungkin chingu kecilmu itu adalah Kim Ryeowook."

"Ya tapi siapa tahu saja nama lengkap Wookie adalah Kim Ryeowook....hahaha."

"Memangnya kau tidak tahu siapa nama lengkap Wookie?"

"Anio, Yume."

"Tapi, kalau Ryeowook itu adalah Wookie, pasti ia akan memakai gelang masa kecil kalian bukan? Tapi, kau lihat sendiri, ia tidak memakai apapun di tangannya."

"Huft....kau benar, Yume. Oh iya, lalu kau menggemari siapa di HSJ?"

"Jangan sedih terus dong, Sora. Kalau aku, menggemari Chinen Yuri."

"Mwo? Kenapa kau tidak menggemari Yabu Kota, leader HSJ? Bukankah ia sepupumu?"

"Ne. Kota memang sepupuku. Tapi aku sudah bosan mengagumi dia...hahaha."
"Parah sekali kau ini. Sudah....jangan membicarakan ia terus. Nanti ia bisa tersendat kalau sedang makan....hahaha."

"A~tidak apa-apa. Biarkan saja....hahaha."

(Sementara di Tokyo, asrama tempat HSJ)

"UHUK! UHUK!"

"Nii-chan! Doushite?!"

"Aku tersendat, Chii! Ini pasti karena sepupuku, Yumeko, sedang membicarakan ku di Indonesia. UHUK! UHUK!"

A~Nii-chan PD sekali," ucap Chinen Yuri berbisik.

"A~tidak, Nii-chan. Ini minumnya, Nii-chan."

"Arigatou, Chii."

(Esok harinya di Indonesia....)

"Hoaaam! Aku masih mengantuk," ucap Sora sambil menguap.

"Memangnya semalam kau tidur jam berapa?"

"Tidak malam kok. Cuma jam 1 pagi...kkekke."

"Kau ini gila apa! Kenapa kau bisa tidur jam segitu sih?"

"Kkekke....semalam aku tidak bisa tidur, makanya aku nonton SS1."

"Oh begitu. SS1? Apaan tuh?"

"Super Show 1 Super Junior."

"Super Junior lagi....Super Junior lagi....ckck."
Di tengah-tengah pembicaraan mereka, Dosennya pun akhirnya datang.

"Ya, perhatian semuanya. Hari ini saya akan mengumumkan dua orang mahasiswi yang mendapatkan beasiswa kuliah di Jepang."

"A~siapa itu, Pak?"

"Yang pertama Yamashita Yumeko dan yang kedua adalah Tanaka Sora. Mereka berdua diterima di universitas yang sama yaitu Tokyo University."

"Wah! Hebat!" seru chingudeul mereka yang berada di kelas dengan diiringi applause.

*********************

'RING DING DONG! RING DING DONG!' Suara bel pun terdengar ke seluruh penjuru kampus.

"Pulang-pulang aku mau langsung tidur....hahaha."

"A~dasar kau, Sora. Yasudah. Ayo kita pulang!"

"Ne, Yume, pasti kau merasa senang luar biasa bukan?"

"Ya tentu saja! Kau juga merasakan hal yang sama bukan?"

"Ne. Aku senang sih. Tapi...."

"Tapi apa?"

"Ya kau kan tahu sendiri, Yume. Aku sangat mengincar beasiswa ke Korea? Tapi, aku malah dapat beasiswa ke Jepang," ucap Sora mengeluh.

"Seharusnya kau bersyukur, Sora. Jangan mengeluh seperti itu."

"Ne, aku tahu. Tapi kan aku sangat ingin bertemu dengan Wookie di Korea."

"Sudahlah. Mungkin saja kau bisa bertemu dengannya di Jepang."

(Di rumah Sora....)

"Aku senang sih dapat beasiswa ke Jepang. Tapi aku akan lebih senang lagi kalau aku mendapatkan beasiswa ke Korea," ucap Sora sambil merebahkan diri di tempat tidur. Lalu tak lama ia beranjak duduk dan mengambil sebuah bingkai foto di meja belajarnya.

"Wookie, kau tahu? Aku gagal mendapatkan beasiswa ke Korea padahal aku sangat ingin menemuimu disana. Apa kita memang ditakdirkan untuk tidak saling bertemu lagi?" ucap Sora pada gambar Wookie yang ada di foto tersebut.

"Huft. Baiklah, aku akan berkemas untuk ke Jepang besok! Aku harus tetap bersyukur karena aku sudah mendapatkan beasiswa ke luar negeri."

(Sementara di rumah Yumeko....)

"Moshi-moshi. Konnichiwa, Kota nii-chan....kkekke. O genki desuka?"

"Moshi-moshi. Konnichiwa, Yume. Hai, genki desu. Ada apa kau meneleponku?"

"Nii-chan, aku mendapatkan beasiswa ke Jepang! Dan besok aku akan berangkat kesana."

"A! Really?!"

"Ya, Nii-chan. Aku dan teman dekatku yang mendapatkan beasiswa kesana. Tapi aku tidak tahu kami akan menetap dimana?"

"Yasudah. Kau menetap di apartment ku saja. Bagaimana? Apartment ku sedang kosong soalnya kan sekarang aku tinggal di asrama bersama member HSJ."

"Wah! Baiklah, aku mau. Besok jemput kami di bandara, ya!"

"Ok," ucap Kota menutup teleponnya.

"JEPANG! I'm coming! Hahaha," teriak Yume di kamarnya.

--to be continued--